Pusat Kajian Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Menggelar Webinar Bedah Buku berjudul : Surplus Pekerja di Kapitalisme Pinggiran karya Muchtar Habibi,M.A.Ph.D, Jumat (20/10/2023).
Bedah buku ini di hadiri oleh Wakil Dekan I Fisip UMM, Najamuddin Khairur Rijal, S.IP.,M.Hub.Int sekaligus membuka acara, dan di hadiri langsung oleh Ahmad Arrozy,M.Sos sebagai Ketua Pusat Kajian Sosial Politik FISIP UMM. Bedah buku ini dihadiri oleh 80 peserta dari sivitas akademika FISIP UMM.
Ketua Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) FISIP UMM mengatakan bahwa” Buku ini merupakan perkembangan kontemporer teori resolusi konflik yang menjadi opponent dari teori sistem, buku ini juga memperluas bacaan kita pada desain kebijakan negara neo-liberal serta fenomena outsourcing dan precariat yang disahkan melalui berbagai regulasi seperti draft UU Omnibus Law dan UU Cipta Kerja"
Bedah buku ini dimoderatori oleh Kepala Laboratorium Ilmu Pemerintahan Ali Roziqin,M.PA dan beberapa teman-teman Senat Mahasiswa FISIP yang terdiri dari mahasiswa Kesejahteraan Sosial, Hubungan Internasional, dan Sosiologi.
Buku ini membahas dengan menganalisis dampak penyesuaian neoliberal terhadap kelimpahan surplus populasi relative, yaitu suatu kombinasi antara kemiskinan dan proletariat informasi di negara negara pinggiran. Dan berfokus pada pembangunan di Indonesia. Buku ini menunjukan bahwa alih-alih menjadi pengusaha mikro, Sebagian besar pekerja informal cenderung menjadi proletariat informal yang tidak terpenuhi hak-hak dasar sebagai pekerja baik dari lembaga usaha maupun negara. Muchtar Habibi juga memaparkan bagaimana disetiap kepemimpinan di Indonesia itu tidak sama, seperti di jaman Soekarno sektor formal dan informal masih kecil dari pada jaman Suharto. “Bagaimana permasalahan terkait dengan penangguran dan rendahnya kualitas pekerjaan sebagian yang cukup besar dari penduduk Indonesia berdasarkan perspektif yang berbeda dari dalam kebijakan ekonomi neoklasik” terangnya.
Dalam penutupnya, Muchtar Habibi menyatakan jumlah surplus pekerja di Indonesia sepertinya lebih besar diindikasikan daripada data sehingga dapat mempertanyakan prediksi bonus demografi. Surplus pekerja dibentuk oleh dinamika antar kelas (lemahnya posisi tawar pekerja dihadapan manufaktur kapital) dan strategi global, sehingga memerlukan perubahan sistem produksi lingkup lokal maupun global. Dalam dialog antara PKSP FISIP dengan Mas Muchtar (sapaan akrabnya) sebagai penulis buku, bagaimana dengan prospek universal basic income (UBI) antara warga negara Utara (Pusat) dengan Selatan (Baca: pinggiran & marjinal). Muchtar menengarai perlu equalisasi harga supply-demand dalam lingkup global juga menyangkut kebijakan living cost pekerja yang tiap regional selisihnya berbeda-beda. Last but not least, diskusi ini ditutup dengan foto bersama. Sampai jumpa di seri diskusi PKSP selanjutnya. (ysr)