FISIP UMM Kembali Menambah Dua Guru Besar Sosiologi

Rabu, 17 Januari 2024 03:38 WIB

Foto: Prof. Dr. Ma'mun Murod (Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta) Mengunjungi Pengukuhan Prof.Dr. Vina Salviana

Malang, 6 Januari 2024 – FISIP UMM kembali mendapatkan kabar membahagiakan di awal tahun 2024. Dua dosen Sosiologi FISIP UMM berhasil dikukuhkan sebagai Guru Besar yaitu Prof. Vina Salviana Darvina Soedarwo dan Prof. Dr. Wahyudi, M.Si. Kedua Guru Besar yang menggenapkan 7 Guru Besar di FISIP UMM langsung dikukuhkan oleh Rektor UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi dan juga dihadiri oleh oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (PMK RI), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., seluruh Wakil Rektor UMM, Dewan Guru Besar UMM, Kepala LLDIKTI Wilayah 7, Pejabat Struktural di FISIP UMM dan kolega kedua guru besar dari berbagai macam kalangan yang datang dari dalam dan luar kota Malang.

Prof. Vina Salviana Darvina Soedarwo dengan keahlian bidang Sosiologi mengambil topik “Model Pendidikan Politik Partisipatif Integratif Plus Bagi Generasi Emas: Sebuah Formula Untuk Politisi Perempuan Dalam Membangun Kualitas Keluarga Indonesia”. Prof. Vina menyebut saat ini menjadi urgensi mempersiapkan suatu generasi emas agar baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesadaran dan juga sikap serta tindakan bahwa membangun kesetaraan keluarga yang berkualitas. Caranya dengan memberikan ruang kepada perempuan untuk berdaya secara ekonomi, sosial dan politik sehingga harapan keluarga berkualitas tinggi akan memberikan kontribusi bagi tingginya poin bangga seperti yang ditargetkan opini publik maupun pemerintah.

Untuk mencapai itu semua perlu melalui proses panjang dengan memberikan pendidikan politik sejak awal pertama di dalam keluarga melalui pemahaman sederhana, di sekolah dengan model demokrasi deliberative”, ujar Vina. Tujuannya supaya generasi post Z yang berhasrat masuk ke dalam partai politik sudah memiliki pengetahuan, kesadaran dan sikap berpolitik yang etis. Selain itu hal tersebut juga berfungsi untuk mengimplementasikan model pendidikan politik partisipatif berbasis civil society dan juga sensitivitas gender yang pada gilirannya akan membuahkan politisi perempuan yang berkualitas yang mendapat dukungan dari teman kader laki-laki. Politisi perempuan akan memiliki kesadaran dan kemampuan yang memadai untuk mencapai target Bangga yang tinggi menuju Indonesia emas. Inilah yang saya sebut sebagai model pendidikan politik partisipatif integratif plus, “tutup Vina

Prof. Dr. Wahyudi, M.Si dengan keahlian Ilmu Sosiologi menyoroti kontribusi kelas menengah dalam gerakan sosial. Dengan mengambil topik “Kontribusi Pranata Sosial Kelas Menengah Dalam Proses Produksi Kesadaran Profetik Aktor Gerakan Sosial Untuk Kedaulatan” menyoroti bagaimana keberhasilan gerakan sosial melalui peran kelas menengah yang terdidik. Bagi Wahyudi kemiskinan, penderitaan, kesengsaraan, ketidak-berdayaan, penistaan, korupsi, kolusi, nepotisme, kerusakan lingkungan, bencana sosial, bencana alam, perampasan kedaulatan rakyat, dan katastropi kehidupan lainnya, bukanlah urusan satu suku saja, bukan urusan satu agama saja, bukan urusan satu ras saja, bukan pula urusan satu golongan saja. “Semua itu urusan kita semua, khususnya kita sebagai bagian dari kelas menengah yang terdidik, “ tegas Wahyudi.

Oleh karena itu, perlu tetap ada gerakan sosial yang dipimpin oleh para aktivis pro kedaulatan rakyat untuk menghilangkan sekat sekat kehidupan yang menyesatkan, untuk membawa suasana kebangsaan yang membahagiakan dan menentramkan semua insan. Indonesia adalah rumah kita semua, rumah kita bersama. Rektor UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi sangat mengapresiasi pencapaian luar biasa ini. “semoga kehadiran 2 Guru Besar baru ini semakin memperkuat keunggulan Prodi Sosiologi UMM baik di jenjang Strata 1, Magister, maupun Doktoral ditengah disrupsi yang dialami oleh banyak prodi di kampus”, terang Prof.Syamsul. Kedepannya harapan UMM, semoga kepakaran beliau-beliau ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-bainya untuk membantu misalnya beberapa perubahan sosial ditengah masyarakat. ( Courtesy*/its)

Shared: